Halaman Depan   Laporan Utama   Tajuk 68H   Profil 68H   Agenda 68H

Thursday, January 20, 2005

Diskusi "Pemulihan Media Percepat Pemulihan Aceh"

Media adalah salah satu korban keganasan tsunami di Aceh. Radio Prima FM Banda Aceh, Dalka FM Meulaboh dan Megaphone FM Sigli rusak total diterjang air. Koran terdepan di Aceh, Serambi, bernasib sama. Sulit membayangkan pemulihan Aceh tanpa keberadaan media terutama media lokal. Media adalah pusat lalulintas informasi yang dibutuhkan masyarakat korban bencana. Maka, pemulihan media adalah kunci utama pemulihan Aceh. Kini, dengan kondisi seadanya, koran Serambi sudah terbit lagi. Kantor Berita Radio 68H juga sedang membangun kembali 3 radio yang rusak. Kamis 20 Januari ini, Radio Prima Banda Aceh ditargetkan mengudara kembali. Lantas bagaimana mengoptimalkan fungsi media untuk pemulihan Aceh? Apa saja peran yang bisa dimainkan media dalam proses pemulihan? Kendala apa yang bakal dihadapi media di Aceh khususnya menyangkut kebijakan keamanan di kawasan ini?

Kantor Berita Radio 68h menggelar diskusi Kamisan bertajuk:

"Pemulihan Media Percepat Pemulihan Aceh"

Diskusi ini juga merupakan launching radio Prima FM banda aceh yang kini bisa mengudara lagi, setelah sempat hancur terhantam bencana Tsunami.

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Januari 2005
Waktu : 13.00 – 14.30 WIB
Tempat : Puri Putri, lantai 2, Hotel Sahid Jaya, Jl. Jend. Sudirman Jakarta

Pembicara:

1. Atmakusuma Astraatmadja, Pengamat media
2. Ghazali Abbas, tokoh aceh mantan MPR
3. DR A Umam Hamid MA, Sosiolog Universitas Syah Kuala
4. Syamsul Kahar, Pemred Serambi Indonesia
5. Uzair, Editor Kepala Divisi Pemberitaan Radio Prima FM Banda Aceh

Acara ini gratis, terbuka untuk umum.

Didukung pula oleh Hotel Sahid Jaya Jakarta dan Koran TEMPO.

Disiarkan langsung oleh Radio Prima FM di Banda Aceh dan Radio 68h Jakarta di gelombang 89,2 FM , 603 AM Stereo

Diskusi juga akan di relay oleh:

1. Amanda Rasisonia di Takengon
2. DB di Kutacane
3. Gypsi di Langsa
4. Gestu Nada di Bireun
5. Vina Vira (Vivi) di Lhokseumawe
6. Adyemaja di Lhokseumawe
7. Andyta di glumpangdua